https://indramayu.times.co.id/
Berita

Tak Cuma Kekayaan Alam, TABC Sebut Cianjur Miliki 500 Lebih Cagar Budaya

Selasa, 26 Agustus 2025 - 12:30
Tak Cuma Kekayaan Alam, TABC Sebut Cianjur Miliki 500 Lebih Cagar Budaya TACB Cianjur, Hendi Jo, memaparkan materi dalam acara "Bincang Sasakala" yang bekerjasama dengan komunitas Saparakanca, MGMP Sejarah Cianjur, dan Koffie Station. (FOTO: Wan/TIMES Indonesia)

TIMES INDRAMAYU, CIANJURKabupaten Cianjur yang kerap dikenal dengan kekayaan alamnya, ternyata menyimpan harta karun sejarah dan budaya yang tak kalah menawan. 

Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Cianjur mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa daerah ini memiliki lebih dari 500 cagar budaya yang tersebar di berbagai pelosok. 

Angka ini seolah membuka tabir bahwa Kabupaten Cianjur bukanlah sekadar kota perlintasan antara Jakarta-Bandung, melainkan episentrum peradaban masa lalu yang kaya.

Anggota TACB Cianjur, Hendi Jo, yang juga seorang jurnalis sejarah nasional, menyatakan bahwa timnya sedang bekerja keras untuk menelusuri dan mendokumentasikan setiap peninggalan bersejarah. 

"Kami menemukan fakta bahwa potensi Cianjur sangat luar biasa. Banyak sekali situs-situs yang belum terdaftar dan terawat," ujar Hendi Jo dalam keterangan tertulis yang diterima TIMES Indonesia, Selasa (26/8/2025). 

Ia juga menambahkan, "Ini adalah tugas kita semua, bukan hanya untuk mencatat, tetapi juga untuk menginspirasi masyarakat agar bangga dengan warisan leluhur mereka."

Dari 500 lebih cagar budaya tersebut, TACB Cianjur telah mengidentifikasi beragam jenis peninggalan. Tidak hanya bangunan tua bergaya kolonial yang banyak dijumpai di pusat kota, tetapi juga situs-situs megalitikum, makam kuno, serta artefak-artefak yang menceritakan perjalanan panjang masyarakat Cianjur. 

Selain itu lanjutnya, ada banyak tugu perjuangan awal kemerdekaan seperti di Jembatan Cisokan Ciranjang. Ditambah dengan fakta-fakta bahwa Cianjur memiliki andil besar dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

"Penemuan-penemuan ini menegaskan bahwa daerah ini telah menjadi pusat peradaban sejak dulu. Keberadaan cagar budaya ini menjadi bukti bahwa masyarakat Cianjur memiliki akar sejarah yang kuat dan berkelanjutan," ungkapnya.

Lebih jauh upaya pelestarian cagar budaya di Cianjur tidak hanya berhenti pada pendataan. Hendi Jo menjelaskan bahwa TACB Cianjur mendorong upaya pemberdayaan komunitas lokal sekaligus menjadikan mereka sebagai narasumber dan mitra kerja.

"Kami ingin masyarakat sekitar situs menjadi garda terdepan dalam merawat peninggalan bersejarah ini," katanya. Pihaknya ingin mereka memiliki pengetahuan dan kesadaran tentang nilai penting cagar budaya yang ada di lingkungannya.

Dalam sebuah diskusi bertajuk "Bincang Sasakala" yang bekerjasama dengan komunitas Saparakanca, MGMP Sejarah Cianjur, dan Koffie Station, A Miliki, seorang pendidik dan pemerhati budaya, menekankan pentingnya peran serta pemegang kebijakan dan masyarakat. 

"Sejarah bukan hanya milik para akademisi, tetapi milik kita semua. Memahami sejarah adalah cara kita memahami diri sendiri," tutur Miliki. 

Lebih lanjut dia juga mengajak generasi muda untuk aktif terlibat dalam upaya pelestarian, bukan hanya sebagai penonton, tetapi sebagai subjek yang berperan langsung.

Dengan adanya lebih dari 500 cagar budaya yang teridentifikasi, TACB Cianjur optimis bahwa Cianjur akan menjadi destinasi wisata sejarah yang menarik. (*)

Pewarta : Wandi Ruswannur
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Indramayu just now

Welcome to TIMES Indramayu

TIMES Indramayu is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.