TIMES INDRAMAYU, JAKARTA – Menteri Pertanian RI (Mentan RI) Andi Amran Sulaiman mengatakan pemerintah mengalokasikan anggaran Rp10 triliun untuk mendorong penerapan pertanian modern berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI).
Penggunaan teknologi tersebut adalah demi meningkatkan efisiensi, produktivitas dan kemandirian pangan nasional.
Amran mengatakan hal itu saat ditemui di sela-sela mengunjungi Balai Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Serpong di Tengerang, Banten, Senin (3/11/2025).
Menurutnya, alokasi anggaran tersebut untuk pengembangan teknologi pertanian, termasuk robotik, sensor tanah serta sistem berbasis data guna mendukung keberlanjutan sektor pangan nasional.
"Pemerintah, kita anggarkan sampai kurang lebih Rp10 triliun. Teknologi semua kita gunakan. Jadi ada drone kita pakai, kemudian sensor untuk mengetahui kondisi unsur hara tanah, dan seterusnya," kata Amran.
Mentan menyatakan penerapan teknologi berbasis AI menjadi kunci utama dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor pertanian nasional guna mewujudkan swasembada pangan.
"Dengan teknologi itu produktivitas naik, indeks pertanaman naik, kemudian biaya produksi turun. Karena menggunakan artificial intelligence. Menggunakan robotik dan seterusnya. Dan itu benar," ujar dia.
Menurutnya, langkah itu sejalan dengan pernyataan Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) 2025 yang berlangsung di Korea Selatan.
Dalam KTT APEC, kata Amran, Presiden menyampaikan bahwa Indonesia mampu mencapai swasembada pangan karena memanfaatkan teknologi modern, termasuk artificial intelligence dalam setiap tahapan produksi.
Transformasi Kementan RI
Menurut Amran, Kementerian Pertanian kini gencar melakukan transformasi dari sistem pertanian tradisional menuju pertanian modern melalui penerapan drone, sensor tanah, hingga konsep precision agriculture dan smart farming.
Dengan teknologi tersebut, petani dapat melakukan proses penanaman, pemupukan, hingga pemantauan lahan secara otomatis menggunakan drone dan sensor yang mampu membaca kebutuhan unsur hara di tanah.
Ia mengatakan efisiensi yang dihasilkan sangat signifikan, di mana dahulu satu hektare sawah memerlukan 25 pekerja. Atau 1 hektare 1 orang, tanam 25 hari.
"Sekarang 25 hektare 1 hari dengan menggunakan drone. Bisa bayangkan efisien, efektif penggunaan anggaran. Jadi dulu 25 hari 1 hektare, sekarang 1 hari 25 hektare," ujar Amran.
Transformasi itu tidak hanya menekan biaya produksi, tetapi juga meningkatkan indeks pertanaman serta hasil panen nasional yang berujung pada penguatan ketahanan pangan Indonesia di masa depan.
Amran mengaku optimistis pemanfaatan teknologi AI secara masif akan menjadikan pertanian Indonesia semakin efisien, kompetitif, dan siap menjawab tantangan global dalam mewujudkan kemandirian pangan berkelanjutan.
"Kita gunakan semua teknologi. Dan ke depan kami yakin biaya produksi turun," kata Mentan RI menegaskan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Mentan RI: Pemerintah Siapkan Rp10 Triliun untuk Dorong Pertanian Modern Berbasis AI
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Ronny Wicaksono |