https://indramayu.times.co.id/
Berita

Pertama di Indonesia, Pusat Bisnis dan Pelatihan Garam Segera Beroperasi di Indramayu

Jumat, 17 September 2021 - 16:15
Pertama di Indonesia, Pusat Bisnis dan Pelatihan Garam Segera Beroperasi di Indramayu Maket gedung Pusat Bisnis dan Pelatihan atau Learning Bussines Centre (LBC) pertama dan satu-satunya di Indonesia. (Foto: Dinas Kelautan dan Perikann di Indonesia)

TIMES INDRAMAYU, INDRAMAYU – Kabupaten Indramayu menjadi salah satu daerah produsen garam terbesar di Indonesia. Namun sejumlah kendala kerap dihadapi petani, mulai dari sarana prasana, teknologi hingga harga jual yang belum optimal.

Atas dasar itu, Pemkab Indramayu membangun pusat bisnis dan pelatihan garam terintegrasi, yang pertama dan satu-satunya di Indonesia. 

"Pemerintah sedang mendorong terwujudnya pusat bisnis dan pelatihan (studi) garam nasional di Indramayu, melalui beberapa tahapan yang telah dan sedang dilaksanakan," ujar Bupati Indramayu, Nina Agustina Dai Bachtiar, didampingi Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, Edi Umaedi, Jumat (17/9/2021).

Nina mengatakan, program strategis tersebut akan dipusatkan di kawasan pesisir Kecamatan Krangkeng, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Cirebon. 

Adapun tahapan yang dilakukan adalah dengan mengintegrasikan pengelolaan komoditas garam dari hulu ke hilir dalam satu kawasan. Hal ini dikarenakan komoditas garam selama ini hanya menjadi komoditas hulu saja dengan nilai ekonomi yang tidak signifikan. 

"Dengan model hulu-hilir ini akan mendorong peningkatan kesejahteraan petambak garam dan bisa meningkatkan PAD (pendapatan asli daerah) kita," ujar Nina.

Selain itu, pusat bisnis garam Indramayu akan mengintegrasikan berbagai kebutuhan petani seperti ketersediaan lahan, sumber daya manusia (SDM) petambak, teknologi hingga infrastruktur. Hal itu dilakukan untuk mendukung produksi garam yang secara kuantitas dan kualitas sesuai dengan kebutuhan pasar.

"Model yang saat ini diterapkan yaitu dengan integrasi lahan minimal 15 hektar, ke depan diperluas menjadi 100 sampai 1.000 hektar per kawasan terintegrasi. Yang didukung teknologi sesuai anjutan serta sarana dan prasarana yang memadai," ujar puteri mantan Kapolri Jenderal (Purn) Dai Bachtiar tersebut.

Nina mengatakan, untuk merealisasikan hal tersebut, pihaknya telah merevitalisasi gudang garam rakyat (GGR) dan gudang garam nasional (GGN). GGR dengan kapasitas minimal 100 ton berfungsi sebagai collecting point (pusat penampungan garam), sedangkan GGN sebagai penampungan garam berkapasitas 2.000 ton akn sekaligus menjadi pusat pendataan produksi garam di seluruh Indramayu.

Selain di Krangkeng, lokasi lainnya yakni di Kecamatan Losarang juga dilengkapi GGR, GGN dan integrasi lahan. Sedangkan di Kecamatan Kandanghaur disiapkan GGR. "Kita juga membangun washing plant atau pabrik pengolahan garam untuk meningkatkan nilai jual dan membantu dalam menjaga stabilitas harga garam," ujar Nina.

Gedung-Pelatihan-Garam-2.jpg

Adapun Learning Bussines Centre (LBC) atau pusat pelatihan dan bisnis garam dibangun agar petambak garam terakreditasi keahliannya. Sehingga bisnis garam memiliki keunggulan usaha dan menjadi salah satu penggerak ekonomi daerah.

Nina mengatakan, tujuan akhir dari pembangunan pusat bisnis dan studi garam tersebut adalah mewujudkan swasembada garam. Mekalui kemitraan dengan seluruh pengguna garam serta penguatan kapasitas kelembagaan petambak garam dan koperasi usaha garam rakyat sebagai wadah pelaku usaha yang menyambungkan dengan segmen oasar dan jejaring bisnis lainnya.

"Alhamdulillah ini merupakan cita-cita bersama yang pelaksanaannya wujud sinergitas antara masyarakat, pemerintah dan dunia usaha. Masyarakat berperan aktif dalam penyiapan lahan dan aktif dalam penerapan teknologi sesuai anjuran, pemerintah berperan dalam menyiapkan regulasi dan memfasilitasi sarana dan prasana serta akses permodalan dan pemasaran, sedangkan swasta turut serta dalam penyerapan hasil produksi dan pengolahan garam," ujar Nina.

Ia juga menyampaikan terimakasih kepada pemerintah pusat yang telah mendukung pembangunan usaha garam rakyat melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWS CC).

"Sehingga Alhamdulillah, Kabupaten Indramayu diberikan kesempatan menjadi Pusat Bisnis dan Pelatihan garam pertama di Indonesia," ujar Nina. (*)

Pewarta : Nurhidayat
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Indramayu just now

Welcome to TIMES Indramayu

TIMES Indramayu is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.